Hellow gaess, i am back!!!
Seperti biasa, kalau aku kembali berarti saat ini sedang banyak resah yang menggelayut di hatiku. Karena aku tak ingin membuat orang merasa kasihan dan juga merasakan resahku, jadi tempat terbaik untuk bercerita adalah dengan menulis.
Lagi-lagi ini tentang hati dan pikiranku yang tak sejalan. Beberapa saat sebelumnya, aku berfikir untuk tak menerima orang baru lagi dalam hidupku dan fokus memperbaiki diri, pengen menikmati hidup tanpa laki-laki biar nggak patah hati lagi. Mwehehehe
But guys, you have to know. Recently I was approached again by someone who I don't know how many times I have rejected. Tapi beberapa orang bilang "coba aja Cha, siapa tahu dia serius". Tapi gimana yahh, aku tuh nggak bisa. Yah kalian bayangin aja waktu kecil aku sama dia hobby nya berantem, bukan cuman adu mulut gaes tapi sampai adu jotos padahalkan badan dia gede. Dan sangking seringnya berantem aku sama dia sampai di panggil masuk ruang BK padahal itu posisinya masih SD, untung yah waktu SMA kita beda sekolah. Nggak kebayang kalau saat itu masih satu sekolah.
Ehh malah flashback, sorry. Dia baik gaes, dia minta maaf untuk hal-hal yang pernah dia lakuin ke aku waktu kecil. Dia juga tidak menyerah untuk terus merayu agar hatiku sedikit luluh padanya tapi dia selalu datang di waktu yang aku anggap tidak tepat. Dan untuk kesekian kalinya dia kembali saat tahu bahwa hatiku telah di lukai oleh semestanya.
Aku tidak menutup jalannya untuk mengenal duniaku, bahkan aku dengan tangan terbuka memberinya jalan. Tapi sayangnya dia memang tidak memiliki tempat disana. Jauh didasar hatiku masih ada nama yang bersemayam dengan sangat dalam dan belum ada niatan untuk pergi, sehingga akupun tak memiliki kekuatan untuk menggeser posisinya dengan yang lain.
Aku juga pernah berpikir kok "nggak papa Cha, kasih dia kesempatan. Coba buat membuka hati dan menerima orang yang mencintaimu, siapa tahu bahagiamu disitu". Nyatanya semua tidak semudah itu gaes, bahkan di hari dimana dia kembali memintaku untuk menjadi miliknya hatiku tetap menolak meskipun otakku meng-iyakan.
Dikepalaku masih tersimpan dengan jelas kalimat yang dia ucapkan kala aku meminta waktu untuk menjawab pertanyaannya, dia bilang begini "Cha kasih aku kesempatan, ini untuk yang kesekian kali aku meminta. Sangking seringnya kamu tolak aku bahkan tidak tahu ini yang keberapa kalinya aku meminta kelembutan hatimu agar aku bisa sedikit menggenggamnya". Manis sekali kalimatnya, tapi belum mampu meruntuhkan kuatnya egoku. Maaf, karena sekali lagi aku menolak untuk melibatkan mu dalam menjalani hariku. Karena raguku masih terlalu besar untuk laki-laki yang sudah lama tak kutemui dan takku tahu tabiatnya sepertimu. Atau itu hanya alibiku? Padahal intinya memang bukan kamu yang ku mau.
Selain dia, ada juga orang lain yang entah sudah keberapa kali juga untuk mengajakku serius. Tapi hatiku juga menolak, jujur untuk kali ini aku pernah menyukainya, sosoknya yang bersahaja, kecerdasannya yang mengagumkan, caranya dalam menyampaikan argumen, ketenangannya dalam menghadapi kritik benar-benar membuatku kagum dan sempat sedikit tertarik padanya. Tapi semua itu kalah dengan laki-laki yang ku anggap semesta namun kini menjelma nestapa. Arh satu hal yang salah diantara aku dan dia, saat aku berhenti dia baru memulai, saat raskau telah hilang rasanya semakin dalam. Maaf untuk hatimu yang tak berbalas dan terimakasih sudah menjadi tameng di saat orang-orang menghinaku, terimakasih sudah meminjamkan bahumu saat aku lelah dengan keadaan diperantauan. Kamu orang baik, dan semoga dipertemukan dengan baik pula. Sekali lagi terimakasih untuk semua hal-hal baik yang kamu lakukan. Btw nanti kalau ketemu jodohnya jangan lupa undang aku yah.
Bahagia itu diciptakan, bukan berharap kebahagian dari orang lain. Meskipun kadang merasa sepi dan hampa, setidaknya sejauh ini aku merasa langkahku lebih tepat meskipun tertatih tapi setidaknya aku meyakini ada kebahagian didalamnya. Dan sepertinya memang lebih tenang tanpa terlibat dengan kisah kasih yang rumit.
Komentar
Posting Komentar