Sejauh ini aku selalu berfikir bahwa lukaku sudah sembuh dan hatiku sudah utuh. Aku menganggap bahwa semua sudah membaik, tapi hanya dengan mendengar satu lagu saja rasanya begitu menyesakkan. Apa aku belum benar-benar pulih?
Aku merasa seakan berada di dalam sebuah ruangan kecil yang gelap, rasanya sulit sekali untuk bernafas. Padahal kita belum sempat memulai tapi semua sudah berakhir. Seharusnya sejak awal aku tak pernah membiarkanmu masuk dan tidak memberimu celah untuk mengambil hatiku. Namun naasnya aku terlampau lambat untuk mencegah itu.
Hingga hatiku sempurna kamu miliki, kamu justru menjatuhkan dan mengahancurkannya. Padahal menurutku, butuh waktu berbulan-bulan untukmu bisa membuatku pecaya padamu dengan begitu kamu tidak akan mempermainkanku. Tapi nyatanya hanya butuh waktu sehari bagimu untuk membuatku benar-benar hancur. Pertahananku runtuh, kamu yang kupercaya untuk memberi ruang bagi orang lain, kamu yang kupercaya untuk memegang hatiku, kamu yang yang membuatku sadar untuk tidak terpaku pada masa lalu, kamu yang kupercayakan kebahagianku ternyata kamu juga yang mengahcurkan segalanya.
Berbulan-bulan aku terpuruk, terus bertanya pada diriku sendiri, apa salahku? Kenapa kamu dengan tega mempermainkan hatiku? Apa aku sebegitu tidak pantasnya untukmu? Dan sekarang aku sadar, aku telah menemukan jawabannya. Bukan aku yang salah tapi memang kamu yang tidak pantas untuk memelikiku. Sudah cukup air mata yang harus keluar hanya untuk laki-laki sepertimu, laki-laki yang mengaku ingin pergi untuk kebaikanku tapi ternyata itu semua untuk kebaikan perempuan lain.
Terimakasih, setidaknya kamu pernah membuatku merasa seperti seorang putri meski itu semua hanya kepalsuan. Dan terimakasih sudah mengajarkanku bahwa aku harus lebih kuat dan harus bisa membentengi diriku untuk tahu siapa orang yang benar-benar tulus dan siapa orang yang penuh dengan tipu muslihat sepertimu.
Komentar
Posting Komentar