Langsung ke konten utama

Posko Misterius

 POSKO MISTERIUS

Hari ini adalah hari pertama kami menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN), yah kami. Aku dan tujuh orang temanku. Sebelumnya perkenalkan, aku Anisa Lusiana akrab disapa Icha aku adalah sekertaris diposko. Kemudian ada Rika selaku bendahara posko, dan anggota lainnya ada Nur Safira akrab disapa Firah, Nurul Insani J. Akrab disapa Sani, Nurazisah Lutfiah Budiman akrab disapa Zisah, Herliana akrab disapa Lio, dan yang terakhir adalah Rasul Pradana akrab disapa Acul yang merupakan Koordinator Desa dan juga yang paling tampan diposko kami. Maklum dia satu-satunya cowok disini. Kami berasal dari jurusan dan fakultas yang berbeda-beda, eits kecuali aku dan Acul yang berasal dari jurusan yang sama bahkan kami merupakan teman sekelas.

Perjalanan kami sedikit menegangkan karena jalanan yang berkelok, tanjakan yang cukup tinggi serta tebing dan jurang dikiri kanan kami. Ah jadi kebayang bagaimana susahnya Ibu Kasmawati selaku pembimbing kami waktu itu. Berangkat pagi untuk melakukan pengecekan terhadap semua desa yang akan kami tempati, bukan hanya 1 desa tapi satu kecematan dan ada 9 desa yang kami tempati, pasti sangat melelahkan. Tiba didesa tujuan, kami disambut hangat oleh bapak kepala desa dan keluarganya. Kami dijamu dengan sangat baik dirumahnya dan setelah makan siang, kami diantar kerumah jabatan (rujab) yang akan menjadi posko atau tempat tinggal kami selama 45 hari kedepan. Dari informas yang kami dapat, sudah ada anak-anak dari kampus merdeka yang menempati rujab tersebut. mereka berjumlah 5 orang, 3 perempuan dan 2 orang laki-laki.

Pagi yang cerah disertai suasana yang sungguh sangat nyaman, jauh berbeda dengan tempat tinggalku sebelumnya. Tidak ada debu dan asap kendaraan yang menjadi polusi disini. Suasana yang tenang, sungguh tempat terbaik untuk menenangkan diri. Ehhh lupa, kami disini bukan untuk menenangkan diri tapi untuk mengabdikan diri. hehehe

Aku dan teman-teman seposkoku bekerjasama untuk memasak sarapan kami pagi ini. Beruntung rasanya bisa memiliki teman seposko seperti mereka. Ada beberapa yang memasak, ada yang cuci piring dan adapula yang mebersihkan. Sungguh situasi yang sangat kuharapkan sebelum berangkat ketempat ini.

Saat aku masuk kekamar untuk berganti pakaian dan teman-temanku yang lain menyelesaikan tugasnya, tiba-tiba datang seorang lelaki yang masuk kerumah melalui pintu belakang. Mendengar kehebohan teman-temanku dan ada yang sampai lari ke kamar, aku keluar untuk mengecek apa yang terjadi. Ternyata orang tersebut terus berbicara seolah meminta sesuatu, mirisnya tak ada satupun dari kami yang paham atas bahasa yang dia gunakan. 

“Guys, panggil Accul gih. Buruan” ucap Fitri

Aku dengan segera keluar dan memanggil Acul yang kebetulan sedang asik bermain bersama anak kecil didepan posko. 

“Acul sini, buruan” teriaku 

Acul pun langsung berlari kearah posko sembari bertanya

“Kenapa?”

“didalam ada laki-laki, dia tiba-tiba masuk lewat pintu belakang, sedangkan aku dan teman-teman yang lain tidak paham dengan apa yang dia ucapkan”

“hah? Astaga sory, aku nggak lihat kalau ada orang yang masuk” ucapnya sembari berlari masuk kedalam rumah.

Cukup lama Aku mendengar Acul berbicara dengan orang tersebut sampai akhirnya orang tersebut memilih untuk keluar rumah. Kami masih dengan perasaan yang sedikit syok dan juga merasa lucu dengan kondisi ini.

“tadi itu bahasa Makassar, memang tidak ada yang paham?” tanya Acul

“aku tahu bahasa Makassar, cuman tadi cara bicara orang tersebut sulit aku pahami” ucap zizah.

“orang tadi itu sebenarnya ngomong apasih Cul?” tanyaku penasaran

“orang itu tadi cari sarung, dia mau minta sarung sama kita” Jelas Acul

Cukup mencengangkan sih, kami para wanita sudah heboh dengan kedatang orang tersebut, ternyata orang tersebut hanya meminta sarung. Sepertinya setelah ini aku harus kursus biar bisa memahami bahasa Makassar, siapa tahu saja berjodoh dengan orang Makassar. Canda jodoh! 

“Ih kak, orang itu tuh sarungnya dirumah sudah banyak, satu lemari mungkin” ucap salah satu bocah yang tadi bermain bersama Acul, namanya Fadil

Wahhh sumpah, untuk apa orang tersebut meminta sarung lagi kalau ternyata sarungnya sudah banyak. 

“sarungnya untuk apa?” tanya Zizah penasaran

“dipakai main” kata bocah itu lagi

Come on, sungguh nggak masuk akal. Apa mungkin orang ini punya penyakit fetish? semacam penyakit seksual yang tergila-gila terhadap suatu barang. Tetapi setelah kami mencari tahu, ternyata orang tesebut mengalami sedikit gangguan kejiawaan. Makanya dia seperti itu, dari orang tadi aku dan teman-teman menjadi lebih waspada agar kejadian seperti tadi tidak terulang lagi.

Sekitar seminggu kami ditempat ini, selalu saja ada hal aneh yang terjadi. Aku termasuk orang yang sensitif dengan keberadaan mereka yang tak kasat mata. Bukan, aku bukan indigo tapi aku bisa merasakan keberadaan mereka. Catat yah hanya merasakan bukan melihat. 

Hari ini aku kedatangan tamu bulananku, dan kalian pasti tahu jika hari pertama menstruasi itu rasanya sakit banget. Aku memutuskan untuk tidak ikut mengajar ke TKA/TPA. Jadilah diriku sendiri diposko. Tak ada yang aku lakukan, hanya bermain hp dan sedikit menikmati rasa sakit akibat mens ini. 

“baru datang bulan saja, sakitnya sudah seperti ini. Lalu bagaimana yah kalau melahirkan nanti?” gumamku

Waktu menunjukkan pukul 15.30 aku memutuskan untuk mandi, saat dikamar mandi aku mendengar suara grasak grusuk dan ketika aku melihatnya tak ada apa-apa. 

“Mungkin kucing, tapikan tidak ada kucing, ohhh mungkin tikus. Iya tikus kan dirumah ini banyak tikus” batinku.

Setelah memakai baju, aku memilih untuk berbaring kembali sembari bermain hp dikamar. Saat waktu menunjukkan pukul 17.00 aku merasa suasananya begitu aneh, sebelum akhirnya aku mendengar keributan dari ruang tamu. 

“Alhamdulillah, akhirnya mereka pulang juga”

Gilanya, ternyata tidak ada orang sama sekali, ruang tamu kosong. Sungguh ini hanya perasaanku saja atau bagaimana? Tapi tadi benar-benar sangat bising, dan itu terdengar jelas olehku. Ingin rasanya aku keluar rumah dan menghampiri teman-teman yang lain tapi karena perutku yang tidak bisa diajak kompromi aku memutuskan untuk masuk kedalam kamar lagi. 

Saat asik berain hp aku tiba-tiba teringat dengan kejadian beberapa hari lalu, kecelekaan maut yang tejadi ditikugan dekat posko. Kecelakaan itu dialami oleh seorang laki-laki dan dua anaknya. Naasnya lagi salah satu anaknya dinyatakan meninggal ditempat, bagaimana tidak tempat jatuh sangat tinggi dan mereka jatuh bersama motornya, untuk anaknya satu kritis sehingga harus dilarikan kerumah sakit. Kebayang nggak sih bagaimana sakitnya ayah dan ibunya? Ibunya pasti lebih sakit, karena dia yang melahirkan dan membesarkan anaknya. Baru saja dia melihat anaknya baik-baik saja tiba-tiba harus menerima kabar duka.

Brugh....

Kembali terdengar suara keributan didapur, seperti benda-benda yang sengaja dijatuhkan. Tapi aku tak perduli, meski aku merasa punggungku sudah panas, yang menandakan mereka benar-benar ada disekitarku. Untungnya teman-temanku pulang tepat waktu, jadi aku bisa kembali mengendalikan diri.

“Icha, kamu baik-baik sajakan?” tanya Azisah

“iya nggak papa kok” jawabku sembari tersenyum.

Ingin sekali kuceritakan hal yang aku alami tadi, tapi aku takut jika saja ceritaku akan membuat teman-temanku ketakutan dan merasa tidak nyaman disini. Jadilah aku meutuskan untuk tutp mulut. Tapi kejaidan-kejadian aneh tidak berhenti sampai disitu, saat kami sibuk didapur tiba-tiba Sani mimisan dan darah cukup banyak. Bersyukurnya dia tidak kenapa-kenapa. Tidak sampai disitu, tidak lama kemudian Fitri yang terjatuh dibelakangku. Tangannya sedikit tergelincir, dan pipinya membengkak akibat terkena ujung blender yang dia peganga.

“kakiku seperti tersendaung sesuatu”

“mungkin kakimu sendiri, atau karena jalanan yang licin. Lebih baik sekarag kamu duduk saja” ucapku pada Fitri

“Iya, nggak banyak gerak. Lagi pula sekarang waktu magrhib jadi lebih baik kamu sholat” ucap Sani

“Acul, lebih baik sekarang kumpulin anak-anak terus kita mengaji bersama” kataku pada Acul

Ternyata sebelumnya teman-temanku sudah berkumpul diruang tamu untuk mengaji bersama, terlebih sekarang malam jum’at. Hari yang cukup penuh dengan keanehan, mulai hari ini kami memutuskan untuk tidak membiarkan siapapun untuk tinggal sendiri di posko.

Belum berhenti sampai disitu, 2 hari setelah hari itu kami kembali diuji. Lebih tepatnya aku. Aku merasakan tubuhku tiba-tiba sangat dinginb dan lagi, punggung benar-benar sangat sakit. Terakhir yang aku ingat kala itu bahwa aku sedang menyusun naskah puisi yang akan dipentaskan oleh anak-anak SMA Islam yang kami bina. Tapi saat sadar aku sudah ada diruang tamu.

“kamu benar-benar tidak ingat apa-apa? Tadi kamu sudah makan loh Cha” ucap Lio

“hah? Seriously? Sekarang aku lapar banget loh. Dalam ingatankupun aku tadi sibuk menyusun naskah jadi belum sempat makan”

“astaga Cha, tadi kita makan bersama loh” tambah Fitri

“tadi itu memang bukan Icha, jadi wajar dia tidak ingat” ucap Alam salah seorang warga disini, dan katanya dia pula yang membantuku kembali pada kesadaranku

“ah pantas saja, tingkahnya aneh terlebih saat ketawa tadi. Sku merinding tahu nggak” kata Fitri dan diangguki oleh yang lainnya.

Setelah itu aku tersadar, berarti kejadian yang tadi aku lihat itu bukan mimpi. Aku benar-benar dibuat menyaksikan kejadian itu. Yah kejadian beberapa hari lalu didekat posko. Kejadian yang sempat aku ceritakan dua hari lalu dan katanya yang mengabil alih tubuhkku adalah sosok gadis kecil itu. Dia berbagi kesedihannya dan memperlihatkan padaku bagaimana kecelekaan itu merenggut nyawanya. Hal itu sungguh menyakitkan, bahkan katanya aku sempat menangis sembari memukul dadaku.

“memang sudah sering terjadi hal aneh diposko ini. Bahkan aku yang sering sendiri disini juga seringkali mengalami hal yang sama. Terlebih jika didaerah dapur. Jadi kalian harus lebih hati-hati dan jangan biarkan salah satu dari kalian sendiri diposko apalagi ketika sakit”.

Cerita ini aku tulis bukan untuk memaksa kalian percaya pada keanehan-keanehan yang aku dan teman-temanku alami. Aku hanya ingin menceritakan kisah ini agar kalian, siapapun itu terutama kalian yang sementara dan akan melaksanakan KKN bisa lebih waspada. Jika kalian berfikir karena kami yang tidak mengingat Allah atau malas mengaji, kalian salah. Karena setiap malam kami pasti mengaji, kadang bersama kadang juga masing-masing. Bukankah memang sudah dijelaskan bahwa kita memang hidup berdampingan dengan makhluk lain? meskipun dalam dunia yang berbeda. Semoga saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berakhir Asing

 Haiiiii, ketemu lagi sama aku. Apa kabar???  Mau ceritaaaa kalau kisah aku dan dia sudah benar-benar berakhir. Sudah dari beberapa bulan yang lalu sih tapi baru sanggup aku tuliskan. Hehehhe Ternyata begini yah yang namanya "life after break up". Awalnya biasa aja sih, toh aku juga yang memutuskan untuk berhenti, sebenarnya masih mau berjuang dan bertahan tapi apa boleh buat "dia" sudah meminta agar aku pergi. Dia bilang begini "Silahkan mencoba sama orang baru, jalani hari-hari kamu dengan orang lain dan tanpa aku lagi". Jadi apa lagi yang bisa di perbuat selain pergi??? Harusnya dari awal aku sudah mengakhiri semuanya. Harusnya sejak aku tahu dia memberi peluang kepada orang lain untuk masuk diantara kami aku sudah melepasnya. Harusnya saat aku tahu dia mengaku tak pernah memiliki aku dalam hidupnya, aku sudah tidak memperdulikan dirinya lagi. Tapi sayang, semua hanya berakhir dengan kata harusnya. "Hai kak, bagaimana rasanya hidupmu tanpa aku??? P...

Semesta or Nestapa?

 Hellow gaess, i am back!!!  Seperti biasa, kalau aku kembali berarti saat ini sedang banyak resah yang menggelayut di hatiku. Karena aku tak ingin membuat orang merasa kasihan dan juga merasakan resahku,  jadi tempat terbaik untuk bercerita adalah dengan menulis. Lagi-lagi ini tentang hati dan pikiranku yang tak sejalan. Beberapa saat sebelumnya, aku berfikir untuk tak menerima orang baru lagi dalam hidupku dan fokus memperbaiki diri, pengen menikmati hidup tanpa laki-laki biar nggak patah hati lagi. Mwehehehe But guys, you have to know. Recently I was approached again by someone who I don't know how many times I have rejected. Tapi beberapa orang bilang "coba aja Cha, siapa tahu dia serius". Tapi gimana yahh, aku tuh nggak bisa. Yah kalian bayangin aja waktu kecil aku sama dia hobby nya berantem, bukan cuman adu mulut gaes tapi sampai adu jotos padahalkan badan dia gede. Dan sangking seringnya berantem aku sama dia sampai di panggil masuk ruang BK padahal itu posisinya ...

Penulis naskah yang paling apik

Aku pernah ingin menyerah pada hidup. Ingin menenggelamkan diriku pada lautan terdalam tapi aku takut kedalaman. Aku pernah berfikir untuk menjatuhkan diriku ketika berada di tempat yang tinggi, tapi aku takut ketinggian. Aku pernah ingin menyerah pada hidup. Menyalahkan semua orang untuk mentalku. Menyalahkan semua orang untuk sakitku. Bahkan aku mempertanyakan pada tuhan, sebenarnya perasaan apa yang diberikannya ini padaku? Meskipun begitu aku tak pernah berani menyalahkan Tuhan untuk takdirku. Sebab untuk semua hal yang terjadi dalam dunia ini adalah naskah yang telah ditulis dengan apik olehnya. Lalu bagaimana mungkin aku bisa menyalahkan Tuhan untuk hidupku? Sedang dia adalah zat yang karenanya aku hidup dan padanya aku kembali. Aku hanyalah seorang hamba yang hanya bisa terus menjalani, meminta dan pasrah. Wahai zat yang maha kuasa, kuserahkan hatiku, hidup dan matiku padamu. Aku tak lagi mengharapkan hidup dengan siapa dan aku tak lagi mempertanyakan siapa yan akan memilikiku. ...