Tuhan, kenapa rasanya sangat sulit untuk menemukan cinta? Kenapa selalu aku yang berakhir dengan segala sakit yang tak kunjung reda. Kenapa harus selalu aku yang kalah?
Kemarin aku kalah pada orang baru yang dikenalnya dan nyatanya itu adalah sahabatku, dan sekarang? Aku kalah dengan masalalunya. Hubungan 4 THN yang kupertahankan dengan segala rasa sakit, pemakluman dan memberi berjuta maaf ternyata sia-sia hanya karena dia memilih masalalunya.
Kali ini aku benar-benar menyesal untuk semua tindakanku. Aku fikir aku kalah karena orang baru yang dia tarik masuk di antara hubungan kami, tapi aku masih memberi kesempatan. Nyatanya, yang membuatku benar-benar kalah adalah masa lalunya.
"Luna, Maaf" katanya kala itu.
"Hah?, iya nggak papa santai aja. Semua udah terjadikan lagi pula itu cerita lama. Aku juga udah berdamai kok"
Kupikir permintaan maafnya karena kekecewaan dan perselingkuhan yang dia lakukan dulu. Tapi melihat keterdiamannya aku merasa ada yang janggal, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba dia meminta maaf? Dengan hati yang berdebar dan rasa penasaranku yang semakin besar aku kembali bertanya setelah lama kami terdiam.
"Kenapa tiba-tiba meminta maaf? Ada sesuatu?"
"Aku berhenti Lun. Maaf"
Empat kata yang kupikir akan membuatku kembali hancur untuk kesekian kalinya karena orang yang sama yang pernah menawarkan ku hujan ditengah kemarau panjang akibat luka yang senja tinggalkan ternyata memberi sakit yang jauh lebih dalam.
Aku paham arah pembicaraannya. Tapi orak masih saja mencerna situasi.
Setelah semua yang aku lakukan, kenapa tiba-tiba dia seperti ini? Harusnya dari awal dia benar-benar menghilang dari pandanganku. Setelah satu tahun lamanya aku menutup segala akses agar tidak bertemu, berbicara atau sekedar saling mengetahui kabar masing-masing kenapa dia kembali muncul dan dengan tiba-tiba ingin mengakhiri lagi?.
"Kenapa? Setidaknya biarkan aku tahu alasannya agar aku tidak lagi bertanya-tanya atas sesuatu yang menyakitkan"
Tapi aku takkunjung menemukan jawaban, dia bungkam lalu pergi dan menghilang. Cie lah kayak lagu aja. Heheheh.
Tapi tak mengapa, lagi pula rasa sakitnya sudah tak sebesar dulu lagi. Aku hanya merasa kecewa pada diriku karena mau memberi kesempatan pada orang yang sudah berulang kali berselingkuh sehingga membuatku kembali jatuh pada rasa sakit yang sama dan oleh orang yang sama.
Aku pikir kali ini kisah kami akan berakhir baik setelah intropeksi yang cukup lama, ternyata tidak. Belakangan aku baru tahu, ternyata hubungan Kak Rain dengan selingkuhannya masih baik-baik saja, dan yang paling gongnya ternyata dia kembali pada mantannya.
Kalian tahu kenapa aku bisa mengetahui hal tersebut padahal aku di private dari akunnya? Jawabannya adalah karena sahabatku. Ahh lagi-lagi perbuatannya terbongkar karena orang-orang yang kuabaikan peringatannya.
"Good morning Lun?" Kata Yuli
"Morning Yul, tumben pagi-pagi gini kamu nge chat aku?"
"Hari ini kamu ada kegiatan apa?"
"Emm kayaknya sih cuman bantuin orang tua aku di kebun buat panen"
"Oh gitu yah, sebenarnya ada hal yang ingin aku sampaikan tapi aku takut itu membuat mood kamu hancur"
Okay, sedikit takut. Tapi aku juga penasaran. Toh lagipula aku sudah terbiasa dengan hal-hal yang bersifat kejutan.
"Apa Yul? Bilang aja, aku nggak papa kok"
Dia mengirim sebuah Foto.
DEG ....
Sakit sih, tapi masih bisa ku atasi.
Dalam foto tersebut dia sedang melakukan Video Call Deng seorang perempuan yang di upload di story Ig. Dengan kalimat seperti ini "setiap malam harus mendengarkan dengkuran halus menusia ini".
Dan setelah melihat ada komen salah satu orang yang begitu aku kenal, sahabat baiknya semasa kuliah kalian masih ingat dengan Asra? Yaps dia yang waktu itu juga mengajariku teknik bermain catur, heheh. Dia bilang seperti ini "ternyata orang lama tetap pemenangnya". Sungguh kalimat begitu menyakitkan.
Aku merasa, selama ini aku hanya menjadi pelarian atau mungkin hanya menjadi badut yang begitu lucu yang dapat dipermainkan dan manfaatkan sesukanya.
Jujur aku menyesali semua perbuatan baikku padanya. Termasuk mengerjakan Skripsinya sampai dia mendapatkan gelarnya. Emang goblok aku tuh. HAHAHAH.
Demi apapun, aku tidak pernah menyimpan dendam pada siapapun. Aku tidak pernah berdoa yang buruk-buruk pada orang lain karena aku memegang prinsip bahwa "doa baik akan kembali pada kita dan begitupun sebaliknya, dia buruk akan menjadi Boomerang dan kembali pada kita".
Tapi demi Allah, atasa segala rasa sakutku ini, rasaku kini telah berubah menjadi benci. Dan dalam segala rasa sakitku, aku meminta "Ya'Allah jangan jodohkan mereka, buat lelaki itu ditinggalkan oleh perempuannya. Buat perempuan itu menikah dengan laki-laki lain yang lebih baik dari pada lelaki jahat yang selalu mempermainkan perasaanku. Atas segala rasa sakit yang dia berikan, tolong berikan sedikit balasan itu padanya melalui perempuannya".
Aku tahu aku tidak berhak meminta seperti ini, tapi sungguh kali ini aku berharap banyak agar suatu hari ini aku melihatnya menangis atas karma dari perbuatannya padaku.
Komentar
Posting Komentar